Bagaimana Aurora Terbentuk? (Interaksi Partikel Matahari dan Medan Magnet Bumi)
Pernahkah kalian mendengar fenomena aurora? Cahaya yang berpendar di langit saat malam, membentang seperti menari-nari di langit. Berwarna hijau, dan terkadang memiliki warna lain seperti merah, kuning, biru hingga ungu. Tetapi, kita baru bisa melihatnya melalui foto-foto di internet karena aurora sangat jarang - bahkan tidak pernah- muncul di langit kita. Mengapa demikian? Mari kita bahas lebih dalam fenomena aurora!
Gambar 1. Aurora. |
Saat musim dingin, negara-negara di kutub utara memiliki waktu malam hari yang lebih panjang daripada waktu siang hari. Di malam-malam yang panjang tersebut, seringkali cahaya cantik yakni aurora muncul di tengah kegelapan langit malam yang panjang. Tetapi, aurora bisa terjadi sepanjang tahun. Berikut penjelasan mekanisme terjadinya aurora.
Kita akan membahasnya mulai dari matahari.
Matahari ternyata memiliki aktivitasnya sendiri! Matahari adalah bola gas raksasa yang terdiri dari berbagai lapisan. Unsur yang paling banyak menyusun matahari adalah hidrogen (H) dan helium (He). Di intinya, terdapat reaksi fusi yang menjadikan matahari menghasilkan energi. Pada lapisan terluarnya yaitu korona, materialnya berbentuk plasma. Plasma adalah gas yang partikel-partikelnya bermuatan listrik. Partikel-partikel bermuatan listrik tersebut terpanaskan sehingga bergerak sangat cepat dan memiliki energi yang cukup untuk lepas dari gravitasi matahari, sehingga keluar dari matahari dan membentuk angin matahari (solar wind). Partikel tersebut bergerak ke luar matahari, termasuk ke arah bumi.
Gambar 2. Lapisan-lapisan matahari. (Sumber: NASA) |
Hebatnya, bumi memiliki mekanisme pertahanannya sendiri untuk melindungi diri dari partikel bermuatan yang dilepaskan matahari, yaitu melalui medan magnet bumi. Medan magnet Bumi dihasilkan oleh gerakan dari inti bumi. Untuk memahaminya, kita bisa membandingkan dengan magnet batang. Bisa dibilang bahwa bumi adalah magnet terbesar yang bisa kita jangkau. Terdapat kutub utara magnet dan kutub selatan magnet. Arah garis-garis medan magnetnya adalah dari kutub selatan magnet bumi ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub geografi bumi) seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Ilustrasi Medan Magnet Bumi. (Sumber: NASA) |
Pada lapisan atmosfer bumi, terdapat sebuah lapisan bernama ionosfer yang berisi ion (partikel bermuatan listrik). Radiasi matahari mengionisasi molekul dan atom di atmosfer, mengubahnya menjadi ion (partikel bermuatan). Ketika radiasi ultraviolet dan sinar-X dari matahari mengenai atmosfer bagian atas, atom dan molekul terpecah menjadi ion positif dan elektron bebas.
Gambar 5. Ilustrasi lapisan atmosfer berdasarkan ketinggian. (Sumber: NASA) |
Saat aktivitas matahari sedang tinggi, semakin banyak partikel dari matahari yang kelaur, artinya gangguan pada magnetosfer bumi akan meningkat. Hal ini disebut sebagai badai geomagnetik. Partikel-partikel bermuatan akan masuk atmosfer dengan kuantitas lebih banyak karena banyak hal yang terjadi di matahari yang akhirnya melepas materinya ke luar. Kehadiran aurora saat badai geomagnetik dapat meningkat. Dengan kata lain, aurora juga dapat menjadi tanda bahwa ionosfer bumi sedang terganggu.
Sayangnya, sulit bagi kita yang berada di Indonesia menyaksikan aurora secara langsung. Karena lokasi kita di ekuator bumi, yang mana medan magnet sangat melindungi kita dari gangguan angin matahari, CME, dsb (seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4). Namun, partikel-partikel dari matahari masih bisa mengganggu lapisan ionosfer kita meski tidak sampai menghasilkan aurora.
0 Response to "Bagaimana Aurora Terbentuk? (Interaksi Partikel Matahari dan Medan Magnet Bumi)"
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan sopan