Trik Menurunkan Berat Badan Hanya dengan Masuk Lift!

Untuk siapa pun yang tertarik menurunkan berat badan, mungkin kalian bisa mencoba melakukan hal berikut ini. Tulisan ini tidak membahas tips & trik diet, makanan, atau olahraga. Tetapi kita akan membahas cara menurunkan berat badan menggunakan konsep fisika!

Pertama-tama, kita harus berterima kasih kepada Isaac Newton yang menemukan konsep gaya gravitasi dari pengamatannya tehadap buah apel yang jatuh dari pohonnya. Arah benda yang jatuh selalu ke bawah. Ia menyimpulkan bahwa pada benda yang jatuh bebas akan selalu ada gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kemudian kita sebut sebagai gaya gravitasi. Seluruh objek yang ada di bumi mengalami gaya gravitasi tidak peduli di mana pun lokasinya, gaya gravitasinya akan selalu mengarah ke inti bumi.

Bagaimana pengaruh gaya gravitasi dalam "menurunkan berat badan"?

Saat kita diam, sebenarnya ada gaya yang bekerja pada kita yaitu gaya normal (FN) dan gaya berat (mg). Arah kedua gaya ini saling berlawanan, gaya normal arahnya ke atas sedangkan gaya berat arahnya ke bawah.

Menimbang berat badan di dalam lift yang sedang bergerak dengan percepatan ke arah bawah.
(Physics Principles with Applications 7th Edition oleh Giancoli)

Gaya yang bekerja hanya gaya pada sumbu y, sehingga dengan menggunakan Hukum Newton ke-2, diketahui bahwa

ΣF = ma

FN - mg = ma

Yang mana FN ini disebut juga sebagai “Berat”.

Di sini kita melakukan 3x penimbangan yaitu saat lift diam, bergerak naik dan bergerak turun. 

1. Posisi lift diam

Saat lift dalam posisi diam, tidak ada gerakan yang terjadi sehingga tidak ada percepatan atau a = 0. Maka nilai FN (berat) menjadi

 FN - mg = m(0)

FN - mg = 0

Berat yang terukur di timbangan merupakan berat kamu saat lift dalam posisi diam.

2. Posisi lift bergerak naik 

Saat lift bergerak naik, kita yang berada di dalamnya akan dikenai percepatan. Percepatan a bernilai positif +a karena arahnya ke atas, searah gaya berat. Maka nilai FN (berat) menjadi

FN - mg = ma

FN = ma + mg

Di sini, kalian harus mengetahui nilai percepatan dari lift yang melaju naik. Jika dimisalkan nilai percepatan lift saat naik ke atas adalah a = (1/2)g maka

FN = m.(1/2)g + mg = (3/2)g

Dengan membandingkan pada saat lift dalam kondisi diam, artinya berat kita menjadi 3/2 kali berat saat kondisi lift diam. Berat yang terukur pada timbangan akan 3/2 kali dari berat pada saat lift dalam kondisi diam.

3. Posisi lift bergerak turun

Saat lift bergerak turun, percepatan akan bernilai negatif -a karena berlawanan arah dengan gaya berat.

Maka nilai FN (berat) menjadi

FN - mg = m(-a)

FN = mg + m(-a)

Kembali jika kita misalkan percepatan lift a= -1/2g (tanda negatif karena arahnya ke bawah), maka

FN = mg + m.(-1/2 g) = (1/2)g

Artinya, beratnya menjadi 1/2 kali dari berat saat kondisi lift diam.

Berat yang terukur pada timbangan akan 1/2 kali dari berat dari pada saat lift dalam kondisi diam.

Kesimpulannya, saat benda bergerak jatuh bebas, berat benda akan berubah tergantung percepatan yang dialaminya. Jika benda bergerak searah gaya berat dan berlawanan arah dengan gaya gravitasi, maka benda akan terukur lebih berat. Sedangkan jika benda bergerak berlawanan arah dengan gaya berat dan searah dengan gaya gravitasi. Maka benda akan terukur lebih ringan.

Jadi, dengan melakukan 3 hal di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan gerak jatuh bebas ke arah bumi dengan dikenai percepatan, hasil timbangan berat badan kita akan menjadi lebih ringan.

Lebih jauh lagi, hal inilah yang dialami oleh astronot yang dapat melayang-layang di stasiun ruang angkasa. Mereka bisa terlihat ringan karena selain bergerak dengan kecepatan yang telah ditentukan, mereka juga berada di kondisi jatuh bebas. Gaya gravitasi memaksa wahana antariksa “jatuh” ke bumi. Sama halnya dengan prinsip yang digunakan saat lift bergerak turun, jika percepatan jatuhnya bernilai sama dengan g, maka FN akan bernilai 0 sehingga seakan astronot tidak memiliki berat dan bisa melayang. Fenomena ini disebut weightlessness atau tanpa beban. Meski terdengar aneh jika astronot bergerak jatuh bebas terhadap bumi, tetapi hal inilah yang menyebabkan stasiun ruang angkasa atau satelit dapat terus mengelilingi bumi. Karena jika tidak bergerak jatuh bebas ke arah bumi, wahana antariksa akan bergerak di jalur yang lurus hingga menjauhi bumi.

Share this post